Dalam sebuah forum saya pernah ditanya,“Apa yang membuat seorang mahasiswa unggul?” Pertanyaan ini langsung memicu profil empat mahasiswa yang saya anggap unggul di benak saya. Mereka mengikuti matakuliah berbeda yang saya ampu di era yang berbeda. Setelah mencermati rencana pembelajaran (RP) saya bagikan di sesi pertama kelas Pemahaman Lintas Budaya (Cross Cultural Understanding) pada akhir 1990-an, Donna (nama samaran) mengajukan tiga pertanyaan yang jawabannya sangat membantunya untuk mengembangkan pemahaman setiap topik perkuliahan dan menyelesaikan tugas tengah dan akhir semester dengan baik. Mahasiswa kedua dan ketiga adalah peserta mata kuliah Penelitian Bahasa dan Pengajaran Bahasa Inggris (Research in ELT) di tahun 2000-an. Setelah perkuliahan berlangsung tiga sesi, Johan dan Tini (nama samaran) menemui saya dan memohon untuk terlibat dalam proses penelitian yang sedang saya lakukan. Keikutsertaan dalam penelitian saya, mereka yakini, akan membantu mereka menguasai konsep dan praktik meneliti. Mahasiswa keempat, Joshua (nama samaran),mengikuti kelas Scientific Writing di tahun 2008. Kegemarannya berselancar di internet mendorongnya untuk mengusulkan penggunaan blog sebagai sarana pembelajaran menulis yang interaktif dan paperless. Dia bahkan mengajarkan saya cara membuat dan mengelola wordpress. Sejak saat itu saya mulai menekuni penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) sebagai media pembelajaran. Keempat mahasiswa itu sama-sama memiliki proaktivitas, dan inilah yang membuat mereka unggul. Tulisan ini membahas hakikat proaktivitas dan bagaimana sikap tersebut membuat mahasiswa menjadi pribadi unggul.
Oxford Dictionary mendefinisikan kata “proaktif” sebagai ‘tindakan seseorang yang menciptakan atau mengontrol sebuah situasi, tidak sekedar merespon sesuatu yangtelah terjadi’. Sedangkan kamus Merriam-Webster membatasinya sebagai “tindakan mengantisipasi masalah, kebutuhan, atau perubahan yang akan muncul”. Parker, dkk. (2006, h. 636) menyatakan proaktif merupakan “tindakan yang dimulai oleh inisiatif pribadi dan berorientasi kemasa depan yang bertujuan untuk mengubah dan memperbaiki situasi atau diri sendiri”. Kombinasi dari ketiga batasan ini menunjukkan bahwa pribadi yang proaktif merupakan orang yang bertanggungjawab untuk mengatasi masalah, memenuhi kebutuhan, mencapai tujuan, atau mengelola perubahan yang akan datang. Tanggungjawab itu diaktualisasikan melalui inisiatif, antisipasi dan kontrol terhadap masa depan dengan cara membuat perencanaan yang sesuai sehingga masalah, kebutuhan,tujuan, peluang dan perubahan yang akan terjadi dapat diatasi, dipenuhi, dicapai, ditangkap dan dikelola. Jadi, orang yang proaktif ditandai oleh inisiatif, antisipasi pada perubahan, dan orientasi ke masa depan. Selain itu, sikap proaktif merupakan kebalikan dari perilaku reaktif. Jika orang yang proaktif berinisiatif (tidak menunggu perintah atau petunjuk yang eksplisit) dalam membuat perencanaan untuk mengantisipasi masa depan, orang yang reaktif bersikap menunggu dan akan merespon setelah stimulus muncul. Dengan demikian, orang yang reaktif bergantung pada pengaruh eksternal dan lebih berfokus pada hal yang urgen (mendesak), sedangkan orang yang proaktif berorientasi pada hal-hal yang penting dan memilih untuk mengubah suatu situasi atau diri sendiri untuk menciptakan masa depan yang berbeda.
Proaktivitas Donna terungkap melalui tiga pertanyaannya yang saya respon dengan jawaban, “Absolutely yes!” Pertanyaan pertama, … (untuk melanjutkan membaca, silahkan klik disini) …….